Jumat, 24 Februari 2012


Jakarta. KLA.Org- Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk anak, UNICEF, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan sejak tahun 2004 menandai peringatan Hari Anak Nasional dengan menyampaikan “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia”.

Setiap tahunnya penghargaan diberikan kepada tiga anak yang telah berjasa dalam memasyarakatkan dan memajukan hak-hak anak di Indonesia. Penghargaan ini merupakan pengakuan penting terhadap upaya yang telah dilakukan oleh anak untuk sesama anak dan bangsa Indonesia.
Selama empat tahun berturut-turut, Presiden Republik Indonesia berkenan menyampaikan piagam penghargaan kepada penerima “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia” dalam puncak acara peringatan Hari Anak Nasional. Berikut ini adalah profil penerima “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia” tahun 2004:
Esti Maryanti Ipaenim, pelajar SMA berusia 16 tahun dari kota Ambon yang telah secara aktif memasyarakatkan hak anak di Ambon sejak tahun 2001. Melalui organisasi yang diketuainya di Ambon, Parlemen Anak, Esti dan teman-temannya berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hak-hak anak. “Jika masyarakat mengetahui apa itu hak anak, saya yakin kesadaran mereka tentang pentingnya perlindungan anak akan meningkat,” ujar Esti. Pada tahun 2003 Esti terpilih sebagai ketua Parlemen Anak Maluku. “Ini memang tugas yang berat, tapi saya sangat menikmatinya. Parlemen Anak adalah wahana dimana anak-anak dari kedua komunitas yang bertikai bisa bertemu. Ini merupakan jalan yang bagus untuk mencapai Maluku yang damai,” tutur Esti.
Selain berkegiatan di tingkat daerah, Esti juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan nasional, seperti dalam Kongres Anak. Pada Kongres Anak tahun 2003, Esti bersama empat anak lainnya terpilih sebagai Duta Anak Indonesia. Di sekolahnya, SMAN 11 Ambon (dahulu SMU Negeri 3 Alternatif), Esti juga aktif sebagai penyuluh sebaya HIV/AIDS.
Syarifah Amelia, pelajar berusia 14 tahun dari Tanjungpandan Belitung ini telah terlibat dalam pemasyarakatan hak-hak anak sejak tahun 2002. Lewat kegiatan mendongeng, seni-budaya, Remaja Mesjid, dan OSIS, dia mengenalkan teman-teman sebayanya pada hak anak. Sejak tahun 2003 dia aktif bergabung dengan Lembaga Perlindungan Anak propinsi Bangka Belitung, dan mensosialisasikan pentingnya perlindungan anak. Dia ikut menghimbau agar Kepolisian selalu menggunakan UU Perlindungan Anak ketika menangani anak yang terlibat dalam perkara hukum. Amelia juga berupaya mendesak Pemerintah daerah agar memberikan Akta Kelahiran gratis bagi anak di Bangka Belitung. Dalam Kongres Anak IV baru-baru ini Amelia terpilih sebagai Duta Anak Indonesia di bidang Pendidikan. “Sebagai Duta Anak, saya harus berjuang untuk memastikan bahwa hak-hak anak bisa terpenuhi. Saya ingin seperti kakek saya yang dulu ikut berjuang meraih kemerdekaaan bangsa kita,” tutur Amelia yang baru saja masuk SMA II Sungai Liat, Bangka.
Teguh Raharjo, pelajar SMK 3 Yogyakarta berusia 16 tahun ini telah aktif memasyarakatkan hak-hak anak sejak tahun 2001. Dia memfasilitasi berbagai forum anak, dan pernah menyampaikan resolusi yang dirumuskan anak-anak kepada Menteri Sosial dan Komisi VII DPR RI. Dalam Kongres Anak IV, Teguh bertindak sebagai Pimpinan Sidang. Teguh juga aktif di organisasi kemasyarakatan, Karang Taruna, dan Remaja Mesjid. Lewat organisasi-organisasi tersebut Teguh memasyarakatkan hak anak. “Untuk memenuhi hak anak, kita harus melibatkan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, dan anak sendiri. Kerjasama yang baik antar semua unsur tersebut sangat penting artinya,” ujar remaja yang selalu menjabat sebagai Ketua OSIS sejak berusia 13 tahun tersebut. Pada tahun 2005, “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia” diterima oleh: Bella Diniyah Putri, pelajar SMP berumur 13 tahun dari Tanggamus, Lampung telah aktif mempromosikan hak anak di Lampung sejak tahun 2002. Melalui organisasi yang dipimpinnya - Komisi Anak - Bella dan rekan-rekannya menumbuhkan kesadaran masyarakat akan hak anak melalui seni, musik dan olahraga. Sejak tahun lalu Bella juga terlibat aktif dalam kegiatan dakwah dengan menjadi da’i anak. Bella menyampaikan ceramah di berbagai mesjid dan tempat-tempat lainnya. Melalui dakwah tersebut Bella mempromosikan isu-isu hak anak. Bulan lalu Bella melawat ke Bangkok, mewakili Indonesia dalam Konsultasi Regional mengenai Kajian Sekretaris Jenderal PBB mengenai Kekerasan terhadap anak
Ady Juanda, pelajar SMP berusia 15 tahun dari Padang, telah terlibat aktif dalam mempromosikan hak anak dengan fokus pada hak reproduktif anak. Ady telah berpartisipasi dalam berbagai kampanye dan aktivitas pendidikan sebaya mengenai pentingnya hak anak untuk memperoleh informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi serta hak untuk melindungi diri dari kemungkinan mengalami kekerasan seksual. Dia juga melakukan kajian mengenai kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Sumatera Barat. Hasil kajiannya semakin memotivasi dirinya lagi untuk melakukan sesuatu yang berarti. Ady dan rekan-rekannya berupaya untuk membantu anak-anak agar tidak menjadi korban kekerasan seksual. 
Asti Utami, pelajar SMA berumur 17 tahun dari Palembang, telah secara aktif mempromosikan hak anak sejak tahun 2002. Asti memfasilitasi berbagai forum anak dan sering bertindak sebagai nara sumber mengenai isu hak anak. Asti juga secara aktif terlibat dalam kelompok teater, dimana dia menyampaikan aspirasi dan pesan-pesan tentang pentingnya memenuhi hak anak. Asti juga aktif dalam berbagai organisasi dan telah mewakili propinsinya dalam berbagai forum nasional. Untuk tahun 2006, penerima “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia” adalah: Chrisna Widyawati (16 tahun) yang rumah keluarganya roboh akibat gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada 27 Mei 2006 tergerak hatinya untuk menjadi relawan. Bersama teman-temannya Chrisna menjadi koordinator pelajar untuk mendampingi anak-anak yang memerlukan bantuan. “Dalam situasi bencana, anak berada dalam posisi rentan. Mereka perlu mendapat dukungan. Untuk mengurangi kerentanannya, anak perlu diberitahu langkah-langkah penyelamatan diri dan bagaimana menghadapi situasi bencana agar mereka aman.” Chrisna yang aktif di Karang Taruna, sekolah, remaja masjid, dan gemar menulis tentang berbagai isu anak ini adalah siswi SMA Negeri 2 Yogyakarta. Andra Septian (15 tahun) yang tumbuh di desa Nagari pasir yang sebagian besar warganya menggeluti usaha konveksi mendapatkan banyaknya anak yang kurang mendapat perhatian orang tua akibat kesibukan mereka menjalankan usaha konveksi. “Aku dan teman-temanku merasakan sendiri hausnya kami akan kasih sayang. Tetapi kami mencoba memahami dan berpikir secara dewasa. Tujuan para orang tua kami adalah untuk membahagiakan kami.” Andra yang ketika kelas dua SMP mendirikan kelompok belajar di desanya ini menerapkan metode “belajar sambil bermain” untuk mengisi waktu luang anak-anak di desanya. “Meskipun SDM Indonesia dianggap tertinggal dibanding banyak negara lain, tetapi saya ingin agar jutaan anak Indonesia dapat membawa negeri ini menyongsong cahaya yang lebih terang.” Saat ini Andra tercatat sebagai siswa SMA Negeri 3 Bukittinggi, Sumatra Barat.
Trustia Rizqandaru (16 tahun), pelajar SMA Negeri 3 Bandung, aktif dalam Forum Anak Daerah Jawa Barat. Trustia sangat bersemangat menyuarakan agar jangan lagi ada kekerasan terhadap anak. “Tempat-tempat yang seharusnya aman bagi anak, ternyata justru tidak demikian. Tindak kekerasan paling sering terjadi di rumah, sekolah, dan di masyarakat, “ ujar Trustia. “Masyarakat belum paham tentang hak anak. Semua pihak wajib bertanggungjawab. Pemerintah harus bisa memberi informasi; orang tua perlu sadar bahwa anak bukanlah milik pribadi yang bisa diperlakukan seenaknya, dan anak sendiri perlu mengetahui hak-hak dan kewajibannya.”
Penerima Penghargaan untuk tahun 2007 adalah:
Kadek Ridoi Rahayu (16 tahun) pelajar SMAN 1 Gianyar, Bali aktif dalam memimpin organisasi baik di sekolah maupun dalam masyarakat sejak masih di bangku SMP. Doi memelopori pembentukan Forum Anak Daerah Provinsi Bali (FADBALI). Dalam memimpin FADBALI, Doi perpegang teguh pada prinsip Non-Diskriminasi. Menurutnya “dalam menyuarakan hak anak di Forum, perbedaan tidak menjadi halangan, karena perbedaan itulah yang memberikan indahnya keberagaman.” Doi sering melakukan kunjungan di LAPAS Anak dan daerah-daerah terpencil. Selain itu, Doi bersama teman-temannya juga aktif mengkampanyekan pencegahan kekerasan dan eksploitasi anak, terutama untuk tujuan seksual komersial. “Bali sebagai tempat pariwisata sangat rentan terhadap kasus pedofilia, Untuk itu anak-anak harus tahu bagaimana melindungi diri mereka.”
Asep Ramdhani (16 tahun), sejak kecil sudah akrab dengan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan sepatu di lingkungan Uwaknya yang membesarkan dia di Bandung. Asep bergabung dengan Sanggar Kreativitas Anak Sidikara dan aktif memfasilitasi anak-anak seusianya yang bekerja di industri sepatu Cibaduyut untuk mendapatkan berbagai informasi termasuk tentang kesehatan reproduksi. Dalam memperjuangkan hak-hak teman-temannya, Asep tidak segan melakukan diskusi dan lobi dengan para pengusaha yang bergabung dalam industri sepatu. Hasilnya, teman-teman Asep bisa memiliki akses untuk berkegiatan di Sanggar. Selain itu, Asep juga mempunyai perhatian khusus terhadap anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik. “Mereka memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya”, ujar Ketua OSIS SMK Negeri 7, Bandung yang memahami teknologi computer dengan baik ini.
Joko Sukamto (16 tahun) yang sejak masih kecil menyukai seni, aktif melakukan berbagai cara untuk memasyarakatkan hak-hak anak. Salah-satunya adalah dengan bergabung dalam “Kelompok Budaya”. Melalui kelompok ini Joko dan teman-temannya berhasil menampilkan “Wayang Bocah” sebagai media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak anak. Selain itu, saat “Gunung Merapi” dalam kondisi siaga, Joko dan teman-temannya mendirikan “Posko Merapi” untuk memfasilitasi anak-anak di sekitar Gunung Merapi agar tetap bisa belajar dan bermain. “Anak-anak harus tetap belajar dalam kondisi apapun karena ini akan membantu mereka mengatasi trauma,” kata pelajar SMAN1 Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah. Masing-masing penerima penghargaan memperoleh tabungan dari Bank Niaga dan hadiah dari para sponsor seleksi “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia”. 
PULUHAN massa Front Perjuang­an Pemuda Indonesia (FPPI) Kota Palangkaraya menggelar aksi demontrasi di Palangkaraya Mall (Palma) sejak pukul 09.30 WIB, kemarin.  Lewat aksi menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-83 tersebut, FPPI Palangkaraya mengajak pemuda membangun kesa­daran akan dampak kapitalisme yang berlindung di balik topeng investasi.
Menurut koordinator aksi, Pulungan Pasaribu, pemuda harus sadar bahwa makna kemerdekaan kini masih kabur.
Saat ini, ujar dia, penjajah sesung­guhnya dalam kehidupan sehari-hari adalah kapitalisme global. Sebab, para pemilik mo­dal memiliki kekuasaan tersembunyi untuk menjadi penentu kebijakan birokrasi yang tidak memihak masyarakat.
“Pemuda harus melakukan perlawan­an karena kenyataannya saat ini kita masih hidup dalam penindasan,” seru Pulungan dalam orasinya di hadapan puluhan massa FPPI.
Bentuk penjajahan kapitalisme, menurut dia, berupa eksploitasi tanah, air, mi­nyak, bahan tambang, serta tenaga kerja secara besar-besaran oleh pihak asing dan penguasa. Dia menyebut masyarakat Desa Sarapat, Barito Timur, menjadi salah satu contoh korban penindasan pemodal melalui investasi perkebunan kelapa sawit. Saat ini tanah, sumber mata air, kebun karet rakyat dan hutan anggrek telah dirampas dari masyarakat.
Dalam aksi itu, massa membawa beberapa poster berisi tuntutan kepada pemerintah daerah agar melepaskan ketergantungan yang menyebabkan banyak kebijakan daerah masih disetir pihak tertentu.
“Aksi ini sebagai wujud peran serta kami dalam memperingati sumpah pemuda,” ujar Puguh, salah seorang demonstran kepada Borneonews di sela-sela aksi.
Palma, ujar dia, dipilih sebagai lokasi demo karena dinilai sebagai simbol kapitalisme global.  Aksi damai dengan pengawalan ketat pihak Kepolisian Resor Palangkaraya itu dilanjutkan dengan longmarch menuju Bundaran Kecil.
Sementara itu, alih-alih mengisi peringat­an Hari Sumpah Pemuda dengan kegiatan seremonial, sebagian mahasiswa Universitas Palangkaraya memilih bergotong royong membersihkan sampah di beberapa sudut kota.
Kemarin, puluhan mahasiswa membersihkan beberapa tempat pembuangan sampah (TPS) liar, parit-parit besar, dan got yang penuh sampah serta kotoran di daerah Panarung, Palangkaraya.
Termasuk, mengaliri parit yang tersumbat dan membersihkan lingkungan tempat tinggal warga. (JP/B-5)

SALAM PEMBEBASAN: Kebun Sawit, dan Kharotin

SALAM PEMBEBASAN: Kebun Sawit, dan Kharotin: Bukan artis, politikus, tetapi buruh. Dikalimantan tengah sendiri memiliki berbagai macam perusahaan yang berorientasi dibidang ...

Selasa, 21 Februari 2012

Pemuda adalah Pemimpin Terdidik
Orang bijak pernah berkata “berikan pada seseorang seekor ikan maka kamu memberi dia hanya sekali makan tapi ajarilah seseorang untuk memancing maka kamu telah memberi dia makan seumur hidupnya.” Suatu ungkapan yang sangat berarti dan mempunyai makna tinggi. Dalam ungkapan itu tersimpan makna yang ingin disampaikan adalah manusiakan manusia agar ia menjadi manusia, berdayakan, didik, latih, beri keterampilan agar kelak dia yang memberdayakan dan bertanggungjawab pada dirinya, kehidupannya serta masa depannya (dalam artikel shanty/pentingnya pendidikan).Dengan begitu pendidikan yang diberdayagunakan secara universal akan terpenuhi dan kewajiban seseorang dalam memberikan pengetahuan akan membuatnya menjadi hero bukan dalam komik tapi dalam kehidupan nyata.
Kata bijak diatas yang merupakan salah satu rentetan ungkapan penuh arti yang selalu tertera dalam setiap batu nisan peradaban memberikan kesan bahwa dizamannya terdapat pengalaman-pengalaman yang patut diberikan acungan jempol atau buruk yang harus diperbaiki pada masa yang akan datang.Sesuai kata bijak diatas maka semua pemimpin di dunia harus kembali merenung dalam mempersiapkan estafet kepemimpinan selanjutnya yaitu dengan memperhatikan sejarah untuk melandasi kebijakan dalam mempersiapkan pemuda-pemuda yang akan menggantikannya bukan mencari pemuda yang dapat terus mempertahankannya ditampuk kekuasaan.Sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mempersiapkan kader-kader penerus bangsa selanjutnya untuk memenuhi tujuan bangsa demi kejayaannya.Oleh karenanya, pemuda hari ini merupakan pemimpin masa depan dan seorang pemuda haruslah terdidik melalui pendidikan yang terarah dan berkesinambungan.
Pada masa kerajaan pendidikan hanya terbatas pada keluarga kerajaan dan bangsawan saja sedangkan rakyat tidak tersentuh sama sekali sehingga kepintaran hanya milik segelintir orang saja.Oleh karenanya raja bisa berkuasa secara sewenang-wenang karena pendidikan secara emosional tidak diajarkan kepada putra mahkota kerajaan dan rakyat yang bodoh mudah diatur secara paksa.Sehingga ajaran Lord Shang Yang tentang otoritarian yang menyatakan raja harus kuat seperti singa dan rakyat harus lemah seperti kelinci berkembang dengan baik karena memang rakyat tidak dididik oleh Negara dengan baik hanya dijadikan tentara dan budak raja. Imbas dari pendidikan parsial dizaman dahulu adalah kejayaan kerajaan hanya bertahan sebentar kecuali bagi kerajaan-kerajaan yang menebarkan bibit-bibit ilmu pengetahuan ke semua rakyat yang dinaunginya.Sebagai contoh kejayaan dizaman kekhalifahan Islam yang menjadikan kemakmuran rakyat disegala bidang di daerah Andalusia yang sekarang disebut Spanyol.Disaat itu Ilmu pengetahuan berkembang pesat dan telah mengenal kebersihan dan sanitasi lebih awal daripada orang-orang eropa di zaman itu.Dan hal itu terbukti dengan lahirnya Ilmuwan-ilmuwan terkenal seperti Ibnu Rusyd,Ibnu Sina,Ibnu Khaldun dan panglima penakluk cordoba Thariq bin Ziyadh semuanya adalah tokoh-tokoh yang lahir dari didikan para khalifah,tidak hanya didik secara ilmu tapi ketaqwaan beragama sehingga menciptakan pribadi-pribadi yang menawan.
Pendidikan selalu diawali dengan proses pemahaman dan tidak harus melalui jalur formal.Pendidikan juga tidak harus diajarkan oleh seorang guru yang berwujud manusia namun dapat juga diajarkan oleh alam dan keadaan yang menempa seorang pemuda.Dapat dicontohkan bahwa seorang pemuda yang hidup didaerah pantai akan mudah berenang sampai kekedalaman yang paling dasar sedangkan pemuda yang hidup digunung dengan kesehariaannya berjalan dan mendaki adalah suatu hal yang biasa dan berbeda pula dengan pemuda diperkotaan yang selalu terbiasa dengan kendaraan apabila bepergian dari satu tempat ketempat lain dan selalu terbiasa dengan teknologi.Hal inilah yang diajarkan alam.Itulah pendidikan yang terbentuk bukan dari modul-modul yang dibuat disekolahan dan mempunyai sifat Hardskill.Selain itu Hardskill dapat dilatih dan diajarkan dengan program-program yang terarah dan tersusun secara sistematis seperti dibangku perkuliahan sesuai bidang kelmuannya masing-masing.
Pendidikan juga ada yang bersifat softskill yang memberikan pembelajaran kepada seseorang untuk mengeluarkan segala kemampuan dalam dirinya agar dapat keluar dan bermanfaat baginya.Pembelajaran ini lebih mengarah kepada kemampuan emosional yang dapat menghaluskan perasaan apabila berinteraksi dengan sesame sehingga pada akhirnya tercetaklah pemuda-pemuda yang yang tidak sombong dan mudah bekerja dalam tim yang memudahkan pekerjaan yang dilakukan secara bersama.
Pengalaman mengajarkan betapa pentingnya pendidikan bagi pemuda sebagai calon pemimpin bangsa.Dengan pendidikan dunia akan terang benderang seperti sinar matahari menyinari bumi dan memberikan kehidupan disiang hari dan cahaya rembulan yang menyinari dikegelapan malam.Dengan pendidikan kejayaan setiap Negara akan terjaga beserta kemuliaannya dan menggerus segala kebodohan yang dilewatinya.Pendidikan merupakan telur kehidupan yang berisikan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi yang mengenyamnya.Dan bagi pemilik ilmu akan menjadikannya mulia dan selalu menjadi andalan setiap komunitas yang ia masuki.Apalagi bila seorang pemuda yang berilmu apabila mendistribusikan ilmunya kepada orang lain akan menambah ilmunya secara tidak langsung dan merupakan kenikmatan sendiri karena menanamkan nilai sosial dalam kepedulian terhadap sesama.Apabila ia nantinya menjadi pemimpin pastilah akan dihargai dan menjadi panutan bagi rakyatnya namun yang terpenting adalah akhlak yang membentuk moralnya dalam bertindak dan mengeluarkan kebijakan bagi negaranya.Seperti contoh terdekat adalah Presiden Mahmoud Ahmad Dinejad yang tidak hanya mumpuni terhadap pengetahuanya sebagai seorang professor tetapi elegan dan rendah hati dalam meminpin yang membuat akhlaknya terpuji.Diawal pemerintahannya Ahmaddinejad mengeluarkan karpet-karpet indah di istananya dan dihibahkan ke mesjid-mesjid serta memakai pesawat kelas ekonomi untuk selalu bepergian.Inilah salah satu contoh pemuda yang menjadi pimpinan negera yang terdidik secara paripurna.
Pemuda terdidik nantinya akan menjadi pemimpin besar baik dari keluarganya,kecamatan,kabupaten,provinsi , Negara dan dunia oleh karenanya kemampuan softskill dan hardskill saja tidak cukup karena semua kemampuan tersebut harus dibungkus oleh sebuah moralitas yang mulia.Dan pembentukan moralitas seharusnya dikembalikan kepada spiritual base (Pemahaman agama) masing-masing pemuda.Jadi pemimpin yang terdidik adalah pemuda yang memiliki tiga kemampuan yakni softskill,hardskill dan spiritual bases skill.Besar kemungkinan kebangkitan Indonesia ada ditangan pemuda hari ini yang menggenggam segala cita-cita bangsa menjadi Negara yang besar dengan moral yang mulia.

Pemuda Belum Pantas Jadi Pemimpin?

Pemuda sangat diharapkan mampu mengambil alih kepemimpinan negara saat ini. Namun, harapan itu masih jauh. Berdasarkan rilis metrotvnews.com, kesimpulan dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (Lingkaran SI) yang dipubliskasikan di Jakarta, Ahad (30/10) sore, menyatakan bahwa Pemimpin muda masih jauh untuk diharapkan.
Hal ini tergambar dari tak ada kekuatan kepemimpinan dan kekuatan finansial yang mampu mendorong pemimpin muda. Selain itu, menurut peneliti Lingkaran SI Adjie Alfaraby, politisi-politisi muda dinilai belum mampu melakukan lobi dalam mendukung karir politiknya. Selain itu, mekanisme internal partai politik juga menjadi kendala munculnya tokoh muda untuk menjadi calon presiden.
Hal ini dapat kita lihat dari hasil beberapa survey yang mengedepankan para pemimpin tua. Bahkan Dahlan Iskan yang sudah lemah juga dijadikan kandidat capres. Para pemimpin muda belum dijadikan perhitungan untuk memimpin negara. Parahnya nama Ani Yudhoyono pun muncul sebagai kandidat Partai Demokrat.
Keraguan publik terhadap pemimpin muda juga diakibatkan belum terujinya integritas mereka. Bahkan terkesan para pemimpin muda hanya menjadi bemper dalam partai politik. Parahnya beberapa pemimpin muda di partai malah terjebak dalam kasus korupsi. Oleh karena itu, saya memprediksi pada 2014 tidak akan ada calon pemimpin muda.
Pemuda harus terus memperbaiki dirinya di tengah sistem politik pragmatis dan demokrasi kapital. Segala sesuatu harus dimulai dengan uang. Pemuda harus membuat terobosan dengan pendekatan tanpa uang. Pendekatan yang langsung menyentuh rakyat kecil. Para pemuda harus membuktikan bahwa dirinya bukan hanya sekedar pengekor di partai politik.
Saya berharap juga, suatu saat nanti berdiri partai pemuda. Dimana para kadernya adalah pemuda dan pemudi. Bergerak dalam sebuah kegerakan alternatif untuk melawan dominasi para tua-tua. Memang bukanlah hal yang mudah. Tetapi itulah yang dilakukan para pemuda yang menghasilkan gerakan kebangkitan bangsa dan juga sumpah pemuda.
Masihkah pemuda bisa diharapkan? Saya yakin masih bisa. Bagaimana dengan anda?

Hukum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan hukum dalam bilang ilmiah (ilmu), lihat hukum (ilmiah)
Patung Dewi Keadilan (Lady Justice) atau Justitia,[1] personifikasi kekuatan moral yang mendasari sistem hukum, terutama di Dunia Barat[2][3]
Hukum[4] adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan.[5] dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."[6][7]

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Bidang hukum

Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/hukum publik, hukum perdata/hukum pribadi]], hukum acara, hukum tata negara, hukum administrasi negara/hukum tata usaha negara, hukum internasional, hukum adat, hukum islam, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum lingkungan.

[sunting] Hukum pidana

Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan - perbuatan yang diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang - undangan dan berakibat diterapkannya sanksi berupa pemidanaan dan/atau denda bagi para pelanggarnya. Dalam hukum pidana dikenal 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan peraturan perundang - undangan tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyarakat. Pelaku pelanggaran berupa kejahatan mendapatkan sanksi berupa pemidanaan, contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan sebagainya. Sedangkan pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh peraturan perundangan namun tidak memberikan efek yang tidak berpengaruh secara langsung kepada orang lain, seperti tidak menggunakan helm, tidak menggunakan sabuk pengaman dalam berkendaraan, dan sebagainya. Di Indonesia, hukum pidana diatur secara umum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yang merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda, sebelumnya bernama Wetboek van Straafrecht (WvS). KUHP merupakan lex generalis bagi pengaturan hukum pidana di Indonesia dimana asas-asas umum termuat dan menjadi dasar bagi semua ketentuan pidana yang diatur di luar KUHP (lex specialis)

[sunting] Hukum perdata

Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga hukum privat atau hukum sipil. Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat adalah jual beli rumah atau kendaraan .
Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi:
  1. Hukum keluarga
  2. Hukum harta kekayaan
  3. Hukum benda
  4. Hukum Perikatan
  5. Hukum Waris

[sunting] Hukum acara

Untuk tegaknya hukum materiil diperlukan hukum acara atau sering juga disebut hukum formil. Hukum acara merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa yang berwenang menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi pelanggaran terhadap hukum materiil. Tanpa hukum acara yang jelas dan memadai, maka pihak yang berwenang menegakkan hukum materiil akan mengalami kesulitan menegakkan hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum materiil pidana diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum materiil perdata, maka ada hukum acara perdata. Sedangkan, untuk hukum materiil tata usaha negara, diperlukan hukum acara tata usaha negara. Hukum acara pidana harus dikuasai terutama oleh para polisi, jaksa, advokat, hakim, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan.
Hukum acara pidana yang harus dikuasai oleh polisi terutama hukum acara pidana yang mengatur soal penyelidikan dan penyidikan, oleh karena tugas pokok polisi menrut hukum acara pidana (KUHAP) adalah terutama melaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan. Yang menjadi tugas jaksa adalah penuntutan dan pelaksanaan putusan hakim pidana. Oleh karena itu, jaksa wajib menguasai terutama hukum acara yang terkait dengan tugasnya tersebut. Sedangkan yang harus menguasai hukum acara perdata. termasuk hukum acara tata usaha negara terutama adalah advokat dan hakim. Hal ini disebabkan di dalam hukum acara perdata dan juga hukum acara tata usaha negara, baik polisi maupun jaksa (penuntut umum) tidak diberi peran seperti halnya dalam hukum acara pidana. Advokatlah yang mewakili seseorang untuk memajukan gugatan, baik gugatan perdata maupun gugatan tata usaha negara, terhadap suatu pihak yang dipandang merugikan kliennya. Gugatan itu akan diperiksa dan diputus oleh hakim. Pihak yang digugat dapat pula menunjuk seorang advokat mewakilinya untuk menangkis gugatan tersebut.
Tegaknya supremasi hukum itu sangat tergantung pada kejujuran para penegak hukum itu sendiri yang dalam menegakkan hukum diharapkan benar-benar dapat menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Para penegak hukum itu adalah hakim, jaksa, polisi, advokat, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan. Jika kelima pilar penegak hukum ini benar-benar menegakkan hukum itu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, maka masyarakat akan menaruh respek yang tinggi terhadap para penegak hukum. Dengan semakin tingginya respek itu, maka masyarakat akan terpacu untuk menaati hukum.

[sunting] Sistem hukum

Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh negara-negara di dunia pada saat ini, antara lain sistem hukum Eropa Kontinental, common law system, sistem hukum Anglo-Saxon, sistem hukum adat, sistem hukum agama.

[sunting] Sistem hukum Eropa Kontinental

Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia tinggal di negara yang menganut sistem hukum ini.
Common law system adalah SUATU sistem hukum yang digunakan di Inggris yang mana di dalamnya menganut aliran frele recht lehre yaitu dimana hukum tidak dibatasi oleh undang-undang tetapi hakim diberikan kebebasan untuk melaksanakan undang-undang atau mengabaikannya.

[sunting] Sistem hukum Anglo-Saxon

Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistem hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.
Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.

[sunting] Sistem hukum adat/kebiasaan

Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah. misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat. dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah tertentu.

[sunting] Sistem hukum agama

Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu. Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.
.

[sunting] Hukum Indonesia

Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran dengan sistem hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Selain sistem hukum Eropa Kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat dan sistem hukum agama, khususnya hukum (syariah) Islam. Uraian lebih lanjut ada pada bagian Hukum Indonesia.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ Hamilton, Marci. God vs. the Gavel, page 296 (Cambridge University Press 2005): “The symbol of the judicial system, seen in courtrooms throughout the United States, is blindfolded Lady Justice.”
  2. ^ Fabri, Marco. The challenge of change for judicial systems, page 137 (IOS Press 2000)
  3. ^ Luban, Law's Blindfold, 23
  4. ^ From Old English lagu "something laid down or fixed"; legal comes from Latin legalis, from lex "law", "statute" (Law, Online Etymology Dictionary; Legal, Merriam-Webster's Online Dictionary)
  5. ^ Robertson, Crimes against humanity, 90; see "analytical jurisprudence" for extensive debate on what law is; in The Concept of Law Hart argued law is a "system of rules" (Campbell, The Contribution of Legal Studies, 184); Austin said law was "the command of a sovereign, backed by the threat of a sanction" (Bix, John Austin); Dworkin describes law as an "interpretive concept" to achieve justice (Dworkin, Law's Empire, 410); and Raz argues law is an "authority" to mediate people's interests (Raz, The Authority of Law, 3–36).
  6. ^ n.b. this translation reads, "it is more proper that law should govern than any one of the citizens: upon the same principle, if it is advantageous to place the supreme power in some particular persons, they should be appointed to be only guardians, and the servants of the laws." (Aristotle, Politics 3.16).
  7. ^ Definisi "hukum" dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997):
    1. peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas.
    2. undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.
    3. patokan (kaidah, ketentuan).
    4. keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.

Kalimantan Tengah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kalimantan Tengah
—  Provinsi  —
Lambang Kalimantan Tengah
Lambang
Moto: Isen Mulang
(Bahasa Sangen: Pantang Mundur)
Peta lokasi Kalimantan Tengah
Negara  Indonesia
Hari jadi 23 Mei 1957 (hari jadi)
Ibu kota Palangka Raya
Koordinat 3º 50' LS - 1º 10' LU
110º 20' - 116º 0' BT
Pemerintahan
 - Gubernur Agustin Teras Narang, SH
 - DAU Rp. 795.816.335.000,- (2011)[1]
Luas
 - Total 157.983 km2
Populasi (2010)
 - Total 2.202.599
 Kepadatan 13,9/km²
Demografi
 - Suku bangsa Banjar (24,20%), Jawa (18,06%),
Ngaju (18,02%), Dayak Sampit (9,57%), Bakumpai (7,51%), Madura (3,46%), Katingan (3,34%), Maanyan (2,80%) [2]
 - Agama Islam (69,67%), Protestan (16,41%), Hindu (10,69), Katolik (3,11%), Buddha (0,12%)
 - Bahasa Bahasa Dayak, Bahasa Indonesia
Zona waktu WIB
Kabupaten 13
Kota 1
Kecamatan 88
Desa/kelurahan 1.136
Lagu daerah Kalayar, Naluya, Palu Cempang Pupoi, Tumpi Wayu, Saluang Kitik-Kitik, Manasai
Situs web www.kalteng.go.id
Kalimantan Tengah adalah salah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Provinsi ini mempunyai 13 kabupaten dan 1 kotamadya.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Sejarah

Busana Adat Kotawarigin Barat yang dipengaruh budaya Melayu-Banjar dan Jawa-Surakarta.
Pada abad ke-14 Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit memerintah di Kerajaan Negara Dipa (Amuntai) dengan wilayah mandalanya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil (Kapuas-Murung), Biaju Besar (Kahayan), Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang yang kepala daerah-daerah tersebut disebut Mantri Sakai, sedangkan wilayah Kotawaringin pada masa itu merupakan kerajaan tersendiri.[3]
Pada abad ke-16 Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Dipa yang telah memindahkan ibukota ke hilir sungai Barito tepatnya di Banjarmasin, dengan wilayah mandalanya yang semakin meluas meliputi daerah-daerah dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Tentara Biaju kerapkali dilibatkan dalam revolusi di istana Banjar, bahkan dengan aksi pemotongan kepala (ngayau) misalnya saudara muda Nyai Biang Lawai bernama Panglima Sorang yang diberi gelar Nanang Sarang membantu Raja Maruhum menumpas pemberontakan anak-anak Kiai Di Podok. Orang Biaju (sebutan Dayak pada jaman dulu) juga membantu Pangeran Dipati Anom (ke-2) untuk merebut tahta dari Sultan Ri'ayatullah. Raja Maruhum menugaskan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk binti Dipati Ngganding dan Nyai Tapu binti Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting.[3] Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah. Kontrak pertama Kotawaringin dengan VOC-Belanda terjadi pada tahun 1637.[4]Menurut laporan Radermacher, pada tahun 1780 telah terdapat pemerintahan pribumi seperti Kyai Ingebai Suradi Raya kepala daerah Mendawai, Kyai Ingebai Sudi Ratu kepala daerah Sampit, Raden Jaya kepala daerah Pembuang dan kerajaan Kotawaringin dengan rajanya yang bergelar Ratu Kota Ringin[5]
Berdasarkan traktat 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam dari Banjarmasin menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa sepanjang daerah Kuin Utara, Martapura sampai Tamiang Layang dan Mengkatip menjadi daerah protektorat VOC, Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Tengah beserta daerah-daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Secara de facto wilayah pedalaman Kalimantan Tengah tunduk kepada Hindia Belanda semenjak Perjanjian Tumbang Anoi pada tahun 1894. Selanjutnya kepala-kepala daerah di Kalimantan Tengah berada di bawah Hindia Belanda.[6]
Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, daerah-daerah di wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling menurut Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.[7] Daerah-daerah di Kalteng tergolang sebagai negara dependen dan distrik dalam Kesultanan Banjar.[8]
Sebelum abad XIV, daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang masih murni, belum ada pendatang dari daerah lain. Saat itu satu-satunya alat transportasi adalah perahu. Tahun 1350 Kerajaan Hindu mulai memasuki daerah Kotawaringin. Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku diangkat menjadi Menteri Kerajaan. Tahun 1520, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kesultanan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1615 Kesultanan Banjar mendirikan Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi daerah pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah : Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap bebas, dipimpin langsung oleh para kepala suku, bahkan banyak dari antara mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman. Di daerah Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang besar. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, diantaranya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca. Di kemudian hari nama pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah. Tahun 1787, dengan adanya perjanjian antara Sultan Banjar dengan VOC, berakibat daerah Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh daerah, dikuasai VOC. Sekitar tahun 1835 misionaris Kristen mulai beraktifitas secara leluasa di selatan Kalimantan. Pada 26 Juni 1835, Barnstein, penginjil pertama Kalimantan tiba dan mulai menyebarkan agama Kristen di Banjarmasin. Pemerintah lokal Hindia Belanda malahan merintangi upaya-upaya misionaris[9] Pada tanggal 1 Mei 1859 pemerintah Hindia Belanda membuka pelabuhan di Sampit.[10] Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengawasan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak abad XIX, penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga abad XX. Perlawanan secara frontal, berakhir tahun 1905, setelah Sultan Mohamad Seman gugur sebagai kusuma bangsa di Sungai Menawing dan dimakamkan di Puruk Cahu. Tahun 1835, Agama Kristen Protestan mulai masuk ke pedalaman. Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, para penjajah tidak mampu menguasai Kalimantan secara menyeluruh. Penduduk asli tetap bertahan dan mengadakan perlawanan. Pada Agustus 1935 terjadi pertempuran antara suku Dayak Punan yaitu Oot Marikit dengan kaum penjajah. Pertempuran diakhiri dengan perdamaian di Sampit antara Oot Marikit dengan menantunya Pangenan atau Panganon dengan Pemerintah Belanda. Menurut Hermogenes Ugang , pada abad ke 17, seorang misionaris Roma Katholik bernama Antonio Ventimiglia pernah datang ke Banjarmasin. Dengan perjuangan gigih dan ketekunannya hilir-mudik mengarungi sungai besar di Kalimantan dengan perahu yang telah dilengkapi altar untuk mengurbankan Misa, ia berhasil membaptiskan tiga ribu orang Ngaju menjadi Katholik. Pekerjaan beliau dipusatkan di daerah hulu Kapuas (Manusup) dan pengaruh pekerjaan beliau terasa sampai ke daerah Bukit. Namun, atas perintah Sultan Banjarmasin, Pastor Antonius Ventimiglia kemudian dibunuh. Alasan pembunuhan adalah karena Pastor Ventimiglia sangat mengasihi orang Ngaju, sementara saat itu orang-orang Ngaju mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Sultan Surya Alam/Tahliluulah, karena orang Biaju (Ngaju) pendukung Gusti Ranuwijaya penguasa Tanah Dusun-saingannya Sultan Surya Alam/Tahlilullah dalam perdagangan lada.[11] Dengan terbunuhnya Pastor Ventimiglia maka beribu-ribu umat Katholik orang Ngaju yang telah dibapbtiskannya, kembali kepada iman asli milik leluhur mereka. Yang tertinggal hanyalah tanda-tanda salib yang pernah dikenalkan oleh Pastor Ventimiglia kepada mereka. Namun tanda salib tersebut telah kehilangan arti yang sebenarnya. Tanda salib hanya menjadi benda fetis (jimat) yang berkhasiat magis sebagai penolak bala yang hingga saat ini terkenal dengan sebutan lapak lampinak dalam bahasa Dayak atau cacak burung dalam bahasa Banjar.
Di masa penjajahan, suku Dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri. Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam pendidikan formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat sukunya dengan mendirikan Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe , Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan, dan masih banyak lainnya. Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis. Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia. Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh J. Uvang Uray , F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo. Akhirnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia dibawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak lainnya.
Tahun 1942, Kalimantan Tengah disebut Afdeeling Kapoeas-Barito yang terbagi 6 divisi.[12]

[sunting] Kondisi dan Sumber Daya Alam

[sunting] Kondisi Alam

Bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Berbatasan dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembap yang dilintasi oleh garis equator.

[sunting] Keanekaragaman Hayati

Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini. Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi tinggi.

[sunting] Sumber Daya Alam

Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa sekitar 25% dari luas wilayah. Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.
Banyak ragam potensi sumber alam, antara lain yang sudah diusahakan berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu permata dan lain-lain.

[sunting] Sosial Kemasyarakatan

[sunting] Suku Bangsa

Suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Tengah terdiri atas Dayak Hulu dan Dayak Hilir. Dayak Hulu terdiri atas : Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Murung, Dayak Taboyan, Dayak Lawangan, Dayak Dusun dan Dayak Maanyan. Sedangkan Dayak Hilir terdiri atas: Dayak Ngaju, Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, dan Dayak Sampit. Suku Dayak yang dominan di Kalimantan Tengah adalah suku Dayak Ngaju, suku lainnya yang tinggal di pesisir adalah Banjar Melayu Pantai merupakan 24,20% populasi. Disamping itu ada pula suku Jawa, Madura, Bugis dan lain-lain. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%.[13]
Komposisi Sukubangsa di Kalimantan Tengah
Suku Bangsa Central Borneo 1930 (termasuk sebagian Kalbar)[14][15] Kalteng 2000[13] 2010
Total 393,282 - -
Dayak 63,49% - -
Dayak Ngaju (Dayak) 18,02% -
Dayak Sampit (Dayak) 9,57% -
Dayak Bakumpai (Dayak) 7,51% -
Dayak Katingan (Dayak) 3,34% -
Dayak Maanyan (Dayak) 2,80% -
Melayu 26,64% (Melayu Banjar) -
Melayu Banjar 5,95% 24,20% -
Jawa 2,51% 18,06% -
Bugis 1,09% - -
Madura - 3,46% -
Suku lainnya 0,32% ...% -

[sunting] Bahasa

Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah, bahasa daerah (lokal) terdapat pada 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi 9 bahasa dominan dan 13 bahasa minoritas, yaitu:
  • Bahasa dominan :
  1. Bahasa Melayu
  2. Bahasa Banjar
  3. Bahasa Ngaju
  4. Bahasa Manyan
  5. Bahasa Ot Danum
  6. Bahasa Katingan
  7. Bahasa Bakumpai
  8. Bahasa Tamuan
  9. Bahasa Sampit[16]
  • Bahasa kelompok minoritas :
  1. Bahasa Mentaya
  2. Bahasa Pembuang
  3. Bahasa Dusun Kalahien
  4. Bahasa Balai
  5. Bahasa Bulik
  6. Bahasa Mendawai
  7. Bahasa Dusun Bayan
  8. Bahasa Dusun Tawoyan
  9. Bahasa Dusun Lawangan
  10. Bahasa Dayak Barean
  11. Bahasa Dayak Bara Injey
  12. Bahasa Kadoreh
  13. Bahasa Waringin
  14. Bahasa Kuhin (bahasa daerah pedalaman Seruyan Hulu)

[sunting] Agama

Seperti daerah lain di Indonesia, di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat berbagai jenis agama dan kepercayaan yang menyebar diseluruh daerah ini, antara lain :
  1. Islam
  2. Kristen Protestan
  3. Katolik
  4. Hindu Bali
  5. Budha
  6. Hindu Kaharingan
Kaharingan adalah kepercayaan penduduk asli Kalimantan Tengah yang hanya terdapat di daerah Kalimantan sehingga untuk dapat diakui sebagai agama maka digabungkan dalam agama Hindu. Penganut Agama Hindu Kaharingan tersebar di daerah Kalimantan Tengah dan banyak terdapat di bagian hulu sungai, antara lain hulu sungai Kahayan, sungai Katingan dan hulu sungai lainnya.[17]

[sunting] Pendidikan

Geliat dunia pendidikan di Kalimantan Tengah sekarang sedang berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya berbagai lembaga pendidikan serta keberadaan beberapa Universitas dan Sekolah Tinggi di Kalimantan Tengah.
Universitas Negeri Palangka Raya dan Untama merupakan Universitas-universitas Negeri yang ada di Kalimantan Tengah, selain itu terdapat Universitas Muhammadiyah serta beberapa sekolah tinggi lainnya yang ikut memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kalimantan Tengah, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai serta Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Palangka Raya. Tak lupa pula berbagai Universitas maupun Sekolah Tinggi rintisan yang terdapat di Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah.

[sunting] Pemerintahan

[sunting] Kabupaten dan Kota

Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi beberapa Daerah Tingkat II, yaitu:
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Barito Selatan Buntok
2 Kabupaten Barito Timur Tamiang
3 Kabupaten Barito Utara Muara Teweh
4 Kabupaten Gunung Mas Kuala Kurun
5 Kabupaten Kapuas Kuala Kapuas
6 Kabupaten Katingan Kasongan
7 Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun
8 Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit
9 Kabupaten Lamandau Nanga Bulik
10 Kabupaten Murung Raya Purukcahu
11 Kabupaten Pulang Pisau Pulang Pisau
12 Kabupaten Sukamara Sukamara
13 Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang
14 Kota Palangka Raya -

[sunting] Daftar gubernur

No. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. RTA Milono.jpg R.T.A. Milono 1 Januari 1957 30 Juni 1958 Gubernur Pembentuk Propinsi Kalteng
2. Tjilik Riwut.jpg Tjilik Riwut 30 Juni 1958 Februari 1967 Gubernur Kalteng Pertama - Babat Alas
3. ReynouldSilvanus1.jpg Reinout Sylvanus Februari 1967 3 Oktober 1978  
4. WA Gara.jpg Willy Annania Gara 3 Oktober 1978 7 Oktober 1983  
5. Eddy Sabara.jpg Eddy Sabara 7 Oktober 1983 23 Januari 1984  
6. Gatot Amrih.jpg Gatot Amrih 23 Oktober 1984 21 Januari 1989  
7.
Suparmanto 23 Januari 1989 22 Januari 1993  
9.
Rappiudin Hamarung Juli 1999 8 Maret 2000  
10.
Asmawi Agani 8 Maret 2000 23 Maret 2005  
11. Sodjuangan-situmorang-060809.jpg Sodjuangan Situmorang 23 Maret 2005 4 Agustus 2005 Penjabat Gubernur
12. Agustin-teras-narang.jpg Agustin Teras Narang 4 Agustus 2005 3 Agustus 2010 periode pertama
4 Agustus 2010 sekarang periode kedua

[sunting] Unsur Musyawarah Pimpinan Daerah

  • Gubernur : Agustin Teras Narang, S.H.
  • Wakil Gubernur : Ir. H. Achmad Diran
  • Sekretaris Daerah : DR. Siun Jarias, S.H, M.H.
  • Ketua DPRD : R. Atu Narang
  • Kapolda : Brigjend. Pol. Drs. H. Damianus Jackie
  • Bandar  : BOLOT

[sunting] Perekonomian

[sunting] Tenaga Kerja

Penduduk Usia 15 Tahun Lebih Menurut Kegiatan[18]
Kegiatan Utama Februari 2006 Agustus 2006 Februari 2007 Februari 2008
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih 1.387.244 1.398.307 1.411.568 1.438.271
Angkatan Kerja 991.764 944.266 1.100.430 1.077.831
Bekerja 991.764 944.266 1.045.186 1.026.211

[sunting] Potensi Perikanan

Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat besar, khususnya perikanan air tawar. Hal itu dikarenakan luasnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalimantan Tengah.

[sunting] Pertambangan

Sebagian besar penduduk di wilayah Katingan, Khususnya Kecamatan Katingan Tengah bermata pencaharian sebagai petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh adalah emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Masyarakat dalam melakukan penambangan masih bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.

[sunting] Transportasi

Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya telah bisa melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta direct, menggunakan pesawat jet berbadan lebar jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400. Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air dan Batavia Air. Bandar udara kesayangan masyarakat Palangka Raya ini memiliki pcn 29 fczu, bisa dilintasi dengan mobil maupun taksi.

[sunting] Jarak Palangka Raya (0 km Jalan Nasional) dengan ibukota kabupaten[19]

ibukota kabupaten Darat (km) Keterangan
Batas Kalteng-Kalsel - (Anjir Serapat)
KLK 142 km
TML 418 km
BNT 511 km
MTW 605 km -
PRC 702 km -
KKN 180 km -
KSN 88 km -
SPT 227 km -
KLP 702 km -
PBU 449 km -
SKR 686 km -
Batas Kalteng-Kalbar - (Kudangan)

[sunting] Seni dan Budaya

[sunting] Seni Musik

Arsitektur Rumah Betang di Tumbang Anoi merupakan rumah panjang suku Dayak Ot Danum di perhuluan sungai Kahayan.
Arsitektur Rumah Balai Bini di Kumai, salah satu tipe Rumah Baanjung yang merupakan hunian keluarga inti dalam rumah sendiri-sendiri pada masyarakat pesisir Kalimantan Tengah.
Seni musik yang dikenal di daerah ini antara lain:
Chordophone
  • Kacapi
  • Rebab
Idiophone
  • Berbagai jenis Gong
  • Kangkanung
Membranophone
  • Berbagai jenis Kendang (Gandang)
  • Katambung

[sunting] Seni Vokal

Seni vokal yang populer di wilayah ini adalah:
  • Karungut
  • Kandan
  • Mansana
  • Kalalai Lalai
  • Ngendau
  • Natum
  • Dodoi
  • Marung

[sunting] Tarian

Jenis-jenis tarian yang terdapat di daerah ini antara lain:
  • Tari Hugo dan Huda
  • Tari Putri Malawen
  • Tari Tuntung Tulus dari Barito Timur
  • Tari Giring-giring
  • Manasai
  • Tari Balian Bawo
  • Tari Balian Dadas
  • Manganjan

[sunting] Seni Kriya

Seni kriya yang berkembang di wilayah ini adalah:
  • Seni Pahat patung Sapundu
  • Seni lukis
  • Tatto
  • Anyaman
  • Seni dari bahan Getah Nyatu

[sunting] Seni bela diri

1. Kuntau

[sunting] Upacara Adat

  • Wadian
  • Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
  • Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
  • Balian (upacara atau prosesi pengobatan)
  • Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)
  • Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka)
  • Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)

[sunting] Pakaian Pengantin

Pengantin pria Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut, selempit perak atau tali pinggang dan tutup kepala. Perhiasan yang dipakai adalah inuk atau kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan kalung yang terbuat dari gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang, kalung dan subang.

[sunting] Pranala luar

[sunting] Referensi

  1. ^ "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Diakses pada 23 Mei 2011.
  2. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 21 Februari 2003.
  3. ^ a b (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405.ISBN 983-62-1240-X
  4. ^ (Belanda) L. C. van Dijk, Ne©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Camobdja, Siam en Cochin-China, Scheltema, 1862
  5. ^ (Inggris) The New American Encyclopaedia (1865). The New American Encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge. 2. D. Appleton.
  6. ^ (Inggris)Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië. 23. Nederlandsch-Indië. pp. 205.
  7. ^ (Belanda) Nederlandisch Indië (1849). Staatsblad van Nederlandisch Indië. s.n..
  8. ^ (Inggris)Royal Geographical Society (Great Britain) (1856). A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical. 5. A. Fullarton.
  9. ^ (Indonesia) Ukur, Fridolin (2000). Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835. BPK Gunung Mulia. hlm. 42. ISBN 9789799290588. ISBN 979-9290-58-9
  10. ^ (Inggris) Cilacap (1830-1942): bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Kepustakaan Populer Gramedia. 21 Februari 2002. ISBN 9789799023698.ISBN 979-9023-69-6
  11. ^ http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf
  12. ^ Borneo in 1942
  13. ^ a b (Indonesia) Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia: demografi-politik pasca-Soeharto, Yayasan Obor Indonesia, 2007, ISBN 979-799-083-4, 9789797990831
  14. ^ (Inggris) A. J. Gooszen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942, KITLV Press, 1999 ISBN 90-6718-128-5, 9789067181280
  15. ^ Administrative subdivisions in Dutch Borneo and Sarawak, 1930
  16. ^ Bahasa Sampit
  17. ^ (Perancis)Sevin, Olivier (1983). Les Dayak du centre Kalimantan: étude géographique du Pays ngaju, de la Seruyan à la Kahayan. IRD Editions. ISBN 9782709907002.ISBN 2-7099-0700-3
  18. ^ Sumber: Badan Pusat Statisktik, Provinsi Kalimantan Tengah
  19. ^ PROFIL DAERAH KALIMANTAN TENGAH STRUKTUR, LUAS, DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI