Jumat, 24 Februari 2012

PULUHAN massa Front Perjuang­an Pemuda Indonesia (FPPI) Kota Palangkaraya menggelar aksi demontrasi di Palangkaraya Mall (Palma) sejak pukul 09.30 WIB, kemarin.  Lewat aksi menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-83 tersebut, FPPI Palangkaraya mengajak pemuda membangun kesa­daran akan dampak kapitalisme yang berlindung di balik topeng investasi.
Menurut koordinator aksi, Pulungan Pasaribu, pemuda harus sadar bahwa makna kemerdekaan kini masih kabur.
Saat ini, ujar dia, penjajah sesung­guhnya dalam kehidupan sehari-hari adalah kapitalisme global. Sebab, para pemilik mo­dal memiliki kekuasaan tersembunyi untuk menjadi penentu kebijakan birokrasi yang tidak memihak masyarakat.
“Pemuda harus melakukan perlawan­an karena kenyataannya saat ini kita masih hidup dalam penindasan,” seru Pulungan dalam orasinya di hadapan puluhan massa FPPI.
Bentuk penjajahan kapitalisme, menurut dia, berupa eksploitasi tanah, air, mi­nyak, bahan tambang, serta tenaga kerja secara besar-besaran oleh pihak asing dan penguasa. Dia menyebut masyarakat Desa Sarapat, Barito Timur, menjadi salah satu contoh korban penindasan pemodal melalui investasi perkebunan kelapa sawit. Saat ini tanah, sumber mata air, kebun karet rakyat dan hutan anggrek telah dirampas dari masyarakat.
Dalam aksi itu, massa membawa beberapa poster berisi tuntutan kepada pemerintah daerah agar melepaskan ketergantungan yang menyebabkan banyak kebijakan daerah masih disetir pihak tertentu.
“Aksi ini sebagai wujud peran serta kami dalam memperingati sumpah pemuda,” ujar Puguh, salah seorang demonstran kepada Borneonews di sela-sela aksi.
Palma, ujar dia, dipilih sebagai lokasi demo karena dinilai sebagai simbol kapitalisme global.  Aksi damai dengan pengawalan ketat pihak Kepolisian Resor Palangkaraya itu dilanjutkan dengan longmarch menuju Bundaran Kecil.
Sementara itu, alih-alih mengisi peringat­an Hari Sumpah Pemuda dengan kegiatan seremonial, sebagian mahasiswa Universitas Palangkaraya memilih bergotong royong membersihkan sampah di beberapa sudut kota.
Kemarin, puluhan mahasiswa membersihkan beberapa tempat pembuangan sampah (TPS) liar, parit-parit besar, dan got yang penuh sampah serta kotoran di daerah Panarung, Palangkaraya.
Termasuk, mengaliri parit yang tersumbat dan membersihkan lingkungan tempat tinggal warga. (JP/B-5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar