Sabtu, 21 April 2012

Revolusi Permanen Leon Trotsky (1928)

Mengenai Melompati Tahapan-Tahapan Sejarah


Radek tidak hanya mengulangi beberapa kritik resmi dalam beberapa tahun terakhir, dia juga kadang-kadang menyederhanakannya, jika hal tersebut memungkinkan. Dari apa yang dia tulis, dia mengatakan bahwa saya sama sekali tidak membedakan antara revolusi borjuis dan sosialis, antara Timur dan Barat, entah itu tahun 1905 atau hari ini. Mengikuti Stalin, Radek juga menjelaskan kepada saya mengenai tidak bolehnya melompati tahapan sejarah.
Pertama-tama, masalah ini harus dipaparkan seperti ini: Jika pada tahun 1905 menurut saya ini hanyalah mengenai “revolusi sosialis” maka kenapa saya percaya ini dapat dimulai di Rusia yang terbelakang lebih cepat dari Eropa yang maju? Apakah karena rasa patriotisme saya? Apakah karena rasa kebanggaan nasional saya? Namun entah bagaimana, inilah yang terjadi. Apakah Radek memahami bahwa jika revolusi demokratik tercapai di Rusia sebagai sebuah tahapan yang independen, hari ini kita seharusnya tidak memiliki kediktatoran proletariat? Jika revolusi sosialis di Rusia muncul lebih awal daripada di Barat, maka ini hanya karena sejarah menggabungkan isi utama revolusi borjuis dengan tahapan pertama revolusi proletar – tidak mencampurnya namun menggabungkannya secara organik.
Untuk membedakan antara revolusi borjuis dan revolusi proletar adalah ABC politik. Namun setelah ABC ada suku-suku kata, yakni gabungan dari huruf-huruf. Sejarah menghasilkan kombinasi semacam itu, yakni kombinasi dari huruf-huruf yang paling penting dalam abjad revolusi borjuis dengan huruf-huruf pertama dari abjad revolusi sosialis. Namun Radek ingin menarik kita mundur dari suku-suku kata yang sudah selesai kembali ke dalam abjad. Itu memang menyedihkan namun benar.
Adalah tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa tahapan-tahapan sejarah secara umum tidak dapat dilompati. Proses sejarah yang hidup selalu membuat lompatan-lompatan atas “tahapan-tahapan” terisolasi, yang muncul karena perpecahan teoritis ke dalam bagian-bagian komponen proses perkembangan secara keseluruhan, yaitu yang diambil dalam lingkup paling utuhnya. Hal yang sama dituntut dari kebijakan revolusioner dalam momen-momen yang kritis. Dapat dikatakan bahwa perbedaan pertama antara seorang revolusioner dan seorang evolusioner vulgar terletak dalam kapasitasnya untuk mengenali dan mengeksploitasi momen-momen semacam itu.
Pembagian perkembangan industri ke dalam kerajinan tangan, manufaktur dan pabrik – yang dilakukan oleh Marx – adalah bagian dari ABC ekonomi politik atau lebih tepatnya dari teori ekonomi-sejarah. Akan tetapi, di Rusia, pabrik-pabrik muncul dengan melompati tahapan manufaktur dan kerajinan tangan perkotaan. Sebuah proses yang serupa terjadi dinegeri kita dalam hubungan kelas dan politiknya. Sejarah modern Rusia tidak dapat dipahami kecuali kalau kita mengetahui skema tiga-tahap Marxis: kerajinan tangan, manufaktur, pabrik. Namun jika seseorang hanya mengetahui ini, maka dia masih belum memahami apapun. Karena pada kenyataannya sejarah Rusia – Stalin tidak boleh merasa tersinggung – melompati beberapa tahap. Perbedaan teoritis dari tahapan-tahapan tersebut adalah penting bagi Rusia, jika tidak seseorang tidak akan dapat memahami entah lompatan ini akan menjadi apa atau apa konsekwensi-konsekwensinya.
Masalah ini juga dapat didekati dari sisi lainnya (seperti yang juga terkadang dilakukan Lenin dalam pendekatannya terhadap masalah kekuasaan ganda), dan dapat dikatakan bahwa Rusia melewati seluruh tiga tahap Marx – dua yang pertama dalam bentuk yang sangat pendek dan embrionik. “Tahapan permulaan” tersebut, tahapan kerajinan tangan dan manufaktur – yang eksis secara samar-samar – cukup untuk memenuhi kesatuan genetik dari proses ekonomi. Meskipun begitu, kontraksi kuantitatif dari kedua tahap tersebut sangatlah besar sehingga menyebabkan sebuah kualitas yang sepenuhnya baru di dalam keseluruhan struktur sosial bangsa Rusia. Ekspresi yang paling nyata dari “kualitas” baru ini di dalam politik adalah Revolusi Oktober.
Apa yang paling tidak tertahankan di dalam diskusi ini adalah “teori” dari Stalin, dengan dua argumen tidak berharganya yang menyusun seluruh paket teori-nya: “hukum perkembangan yang tidak berimbang” (the law of uneven development) dan “tidak-melompati tahapan”. Stalin tidak memahami hingga hari ini bahwa melompati tahapan (atau terlalu lama di dalam satu tahapan) adalah isi dari perkembangan yang tidak berimbang. Melawan teori revolusi permanen, Stalin dengan keseriusan yang sungguh-sungguh, memformulasikan hukum perkembangan yang tidak berimbang. Akan tetapi, prediksi bahwa Rusia yang secara sejarah terbelakang dapat tiba di revolusi proletariat lebih cepat dibandingkan Inggris yang maju berdiri di atas hukum perkembangan yang tidak berimbang. Akan tetapi, untuk membuat prediksi ini seseorang harus memahami ketidakseimbangan sejarah dalam seluruh dinamika konkritnya dan tidak hanya terus menggunakan kutipan tahun 1915 dari Lenin, yang dijungkirbalikan dan diinterpretasikan seperti seorang yang buta huruf.
Dialektika “tahapan” sejarah relatif mudah untuk dipahami dalam periode kebangkitan revolusioner. Sebaliknya, periode-periode reaksioner biasanya menjadi epos evolusionisme murahan. Stalinisme, vulgaritas ideologi yang menjijikan ini, anak dari sayap reaksi di dalam partai, telah menciptakan sebuah pemujaan (kultus) terhadap teori progres-dengan-tahapan, sebagai kedok bagi pengekoran politiknya. Ideologi reaksioner ini sekarang telah menelan Radek juga.
Di bawah kondisi tertentu, satu tahapan ini atau itu dari proses sejarah tidak dapat dihindari, meskipun secara teori dapat dihindari. Dan sebaliknya, tahapan yang secara teori “tidak dapat dihindari” dapat dikompres hingga nol oleh dinamika perkembangan, terutama selama revolusi. Tidak mengherankan kalau revolusi kerap disebut dengan lokomotif sejarah.
Sebagai contoh, di negeri kita kaum proletar “melompati” tahapan demokratik parlementerisme, memberikan Majelis Konstituante hanya beberapa jam, dan beberapa jam tersebut bahkan hanya di halaman belakang. Namun tahapan kontra-revolusioner di Cina tidak mungkin dilompati, seperti halnya di Rusia periode empat Duma[1] tidak dapat dilompati. Akan tetapi, tahapan kontra revolusioner di Cina saat ini bukan berarti suatu hal “yang tak terelakkan” secara sejarah. Periode kontra-revolusioner ini merupakan hasil langsung dari kebijakan malapetaka dari Stalin dan Bukharin, yang akan dicatat oleh sejarah sebagai para pengorganisir kekalahan. Namun buah-buah oportunisme telah menjadi faktor objektif yang dapat memperlambat proses revolusioner untuk waktu yang lama.
Setiap usaha untuk melompati tahapan riil yang dikondisikan secara objektif di dalam perkembangan massa adalah adventurisme politik. Sepanjang mayoritas massa pekerja masih mempercayai para Sosial Demokrat, atau mari kita katakan, Kuomintang, atau pemimpin-pemimpin serikat buruh, kita tidak dapat mengajukan ke mereka tugas mendesak menggulingkan kekuasaan borjuis. Massa harus disiapkan untuk itu. Persiapan ini dapat terbukti merupakan sebuah “tahapan” yang sangat panjang. Namun hanya seorang pengekor yang percaya bahwa “bersama-sama dengan massa” kita pertama harus duduk dengan kaum Kanan dan kemudian dengan Kuomintang Kiri, atau mempertahankan sebuah blok dengan Purcell[2] “hingga massa menjadi kecewa dengan pemimpin-pemimpin mereka” – dan sementara kita memperkawan mereka.
Radek tidak mungkin melupakan bahwa banyak “ahli dialektika” yang menganggap permintaan untuk keluar dari Kuomintang dan perpecahan dengan Komite Anglo-Rusia[3] sebagai melompati tahapan, dan disamping itu, sebagai sebuah perpecahan dengan kaum tani (di Cina) dan dengan rakyat pekerja (di Inggris). Radek harus mengingat hal tersebut dengan baik karena dia sendiri adalah salah satu dari “ahli dialektika” yang menyedihkan tersebut. Sekarang dia hanya memperdalam dan menggeneralisasi kesalahan oportunisnya.
Pada bulan April 1919, Lenin menulis dalam sebuah artikel programatik, “The Third International and Its Place in History”:
“Kita tidak keliru jika kita mengatakan bahwa kontradiksi antara keterbelakangan Rusia dan “lompatan”nya menuju bentuk demokrasi yang lebih tinggi, lompatannya melewati demokrasi borjuis menuju Soviet atau demokrasi proletar, bahwa kontradiksi inilah yang merupakan salah satu alasan…yang merintangi atau menghambat pemahaman di Barat atas peran soviet-soviet.”
Secara langsung, Lenin mengatakan bahwa Rusia membuat sebuah “lompatan melewati demokrasi borjuis”. Secara meyakinkan, implisit di dalam pernyataan Lenin adalah semua kualifikasi yang dibutuhkan: lagipula, dialektika bukanlah berarti setiap waktu mengulangi semua kondisi konkrit; sang penulis tidak menyadari bahwa sang pembaca itu sendiri juga mempunyai gagasan tersendiri di dalam kepalanya. Lompatan melewati demokrasi borjuis tetap terjadi meskipun begitu. Dan menurut pengamatan Lenin yang tepat, lompatan ini membuat para dogmatis dan skematis kesulitan untuk memahami peran Soviet-soviet – bukan hanya para dogmatis dan skematis “di Barat” tetapi juga di Timur.
Dan inilah bagaimana persoalan tersebut diajukan di dalam kata pengantar The Year 1905, yang sekarang tiba-tiba membuat Radek gelisah:
“Pada tahun 1905, pekerja Petersburg memanggil Soviet mereka sebagai sebuah pemerintahan proletariat. Nama tersebut menjadi bahasa sehari-hari pada masa itu dan sepenuhnya tercakup di dalam program perjuangan kelas pekerja untuk kekuasaan. Akan tetapi, pada saat yang sama kita memformulasi sebuah program demokrasi politik yang detil untuk melawan Tsarisme (hak pilih universal, republik, milisi, dsb). Kita tidak dapat bertindak dengan jalan lain. Demokrasi politik adalah sebuah tahapan yang dibutuhkan dalam perkembangan rakyat pekerja – dengan kehati-hatian yang sangat penting bahwa tahapan tersebut bisa berlangsung selama puluhan tahun, sementara di kasus yang lain situasi revolusioner memungkinkan massa untuk mengemansipasi dirinya dari prasangka demokrasi politik bahkan sebelum institusinya telah menjadi kenyataan.” (Trotsky, The Year 1905, Kata Pengantar)
Saya pikir kata-kata di atas, yang sepenuhnya sesuai dengan ide-de Lenin yang saya kutip sebelumnya, cukup menjelaskan bahwa kita perlu melawan kediktatoran Kuomintang dengan sebuah “program demokrasi politik yang detil”. Namun, dalam poin inilah Radek berayun ke kiri. Dalam periode kebangkitan revolusioner dia menentang penarikan mundur Partai Komunis Tiongkok dari Kuomintang. Dalam periode kediktatoran kontra-revolusioner dia menentang mobilisasi pekerja Cina di bawah slogan-slogan demokratik. Ini seperti menggunakan mantel bulu pada saat musim panas dan telanjang pada saat musim dingin.

Catatan

[1] Duma adalah bahasa Rusia untuk dewan munisipal di bawah pemerintahan Tsar, yang dbentuk pada tahun 1905.
[2] Albert A. Purcell (1872-1935) adalah seorang pemimpin kiri dari gerakan serikat buruh Inggris dan Komite Anglo-Rusia.
[3] Anglo-Russian Trade Union Unity Committee didirikan pada bulan Mei 1925 oleh Kongres Serikat Buruh Inggris dan pemimpin Stalinis Uni Soviet. Pendirian persatuan tersebut menjadi debat di dalam Komite Sentral Soviet pada tahun 1926, setelah para pemimpin Serikat Buruh Inggris menghianati pemogokan umum. Kelompok Oposisi Kiri berpendapat bahwa persatuan tersebut harus dibubarkan; sementara para Stalinis percaya ia harus tetap dijaga. Pada bulan September 1927, serikat buruh Inggris keluar dari persatuan ini atas kehendak mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar